Sepuluh
permulaan berlalu tanpa beban. Sebab hati yang mencintai telah lama
merindukannya. Persiapan panjang bak pengantin yang menunggu kekasihnya.
Pengorbanan terbaik diberikan seolah ini yang terakhir kalinya.
Rumah-rumah
Allah dipenuhi tamu-tamu. Rasa rindu membuncah ingin bertemu sang Khalik dalam
iman dan amal yang terbaik. Hati dan bibir menyatu dalam dzikir, melafazhkan
asma Mu Ya Allah. Tangan-tangan terbuka melepaskan api yang digenggam
sebelumnya, memberi kerabat, tetangga dan kaum papa. Bersimpuh tunduk patuh,
melekatkan dahi-dahi ke tanah-tanahmu yang kelak menjadi saksi. Mengucap syukur
akan ijinMu dipertemukan dengan bulan yang suci.
Sepuluh
malam di tengah, merangkak dalam keadaan tubuh yang mulai melelah. Rasa rindu
masih membuncah akan hadiah yang terindah, memaksa kaki-kaki letih ini untuk
senantiasa berdiri tegak di bumi menghadap yang maha Tinggi, memaksa bibir
untuk tetap menyebut asma Mu yang terpendam di dalam hati. Tak ada kata
menyerah, walau godaan mulai datang menyerang, walau teman mulai berkurang,
rumah-rumah suci mulai sepi, bibir kadang mulai mencari alasan untuk sejenak
berhenti memujaMu, hati mulai goyang untuk sejenak memikirkan sedikit
kesenangan. Perjuangan harus berlanjut, dengan semangat yang tak boleh
menyusut, kekuatan badan akan tetap bertahan seiring dengan iman dan rasa harap
akan kebenaran janji yang telah diikrarkan.
Sepuluh
di akhirnya, perjuangan mulai menuju puncaknya. Baju-baju mulai disingsingkan,
sarung-sarung mulai dikencangkan, tempat tidur mulai ditinggalkan, mata-mata
lelah tak mampu dikatupkan, kesenangan diabaikan walau lautan godaan makin
mengelilingi mengajak menyambut hari yang fitri. Kekuatan makin bertambah,
rindu semakin membuncah, kaki-kaki bertambah tegak meski kelelahan makin
memuncak. Sujud bersimpuh di hadapanMu tanpa peduli waktu, rasa takut
ditinggalkan tanpa mendapat apa yang telah diimpikan, impian bertemu indahnya
seribu bulan, malam yang berkah Lailatul Qadar.
Rasa
rindu dan iman akan kebenaran janji menyatu menyusun kekuatan untuk senantiasa
menjadi sang juara, butuh perjuangan yang bukan hanya di akhirnya tapi awal,
tengah dan akhirnya. Satu harapan yang tergapai, diiringi harapan dan doa yang
menyertai semoga dipertemukan Ramadhan kembali.( Ummu Hanna)
Posting Komentar